KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok mata
kuliah Dirosah Islamiyah
yang berjudul “KITAB
KITAB SAMAWI“ .
Dalam penyelesaian
makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan tidak pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Dirosah Islamiyah.
Sebagai
bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dapat
diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada
umumnya .
Bogor, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
B.
Kewajiban Manusia Terhadap Kitab-kitab Allah
swt
C.
Kitab-Kitab Samawi Yang Disebutkan Di dalam Al Quran
D.
Kitab dan Suhuf
E.
Sifat-Sifat Al Quran
F.
Kedudukan Al Quran
G.
Persamaan Dan Perbedaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab Allah Sebelumnya
a. Persamaan Al-Quran Dengan
Kitab-kitab Allah Sebelumnya
b. Perbedaan Al-Quran Dengan
Kitab-kitab Allah Sebelumnya
c. Hikmah diturunkannya
Al-Qur’an secara bertahap adalah:
d. Hikmah
diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur adalah:
e. Cara-cara penyampaian
wahyu
f. Keistimewaan
Al-Qur’an.
g. Al-Qur’an
Sebagai Sumber Hukum Dan Pedoman Dalam Kehidupan Sehari-Hari
H.
Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam agama islam dikenal empat
buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci
sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab
Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa
berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran
firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.[1]
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain
atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian
atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup
umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya
kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya
1. Kitab Taurat diturunkan kepada
nabi Musa AS
2. Kitab Zabur diturunkan kepada
nabi Daud AS berbahasa Qibty
3. Kitab Injil diturunkan kepada
nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran kepada nabi
Muhammad SAW berbahasa arab
BAB II
PEMBAHASAN
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah
mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab
kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah SWT. Untuk di sampaikan kepada umatnya masing-masing. Mengimani kitab
Allah SWT, wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah SWT sama saja
mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para Rasul-Nya,
malaikat dan mengingkari Allah SWT sendiri.
A.
Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Pengertian iman menurut
bahasa adalah percaya dan membenarkan.Iman menurut istilah adalah kepercayaan
yang diyakini kebenarannya dalam hati,diucapkan dengan lisan,dan diamalkan
dengan perbuatan.[2]
Pengertian iman kepada
kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah
itu benar-benar wahyu yang diturunkan-Nya kepada para Rasul, tidak diragukan
kebenarannya isinya agar menjadi pedoman hidup bagi umatnya.
Iman kepada kitab-kitab
Allah termasuk dalam rukun iman yang ke tiga.Dengan demikian orang yang tidak
mengimani kitab-kitab Allah tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman,
bahkan bisa dikatakan murtad.
Firman Allah swt :
Firman Allah swt :
“Manusia
itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus
para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” (QS.
Al-Baqarah : 213)
Ayat di
atas mengandung penjelasan sebagai berikut :
1.
Allah telah benar-benar menurunkan kitab-kitab
kepada para nabi.
2.
Dengan kitab-kitab itu Allah memberi kabar
gembira dan peringatan
3.
Tujuan diturunkannya kitab-kitab agar menjadi
petunjuk dan pedoman hidup.
Ada dua jenis
kitab suci:
a. Kitab suci
samawi
Yakni kitab
suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT dan biasa disebut Kitabullah (Kitab
Allah SWT). Ada yang berwujud Kitab dan ada yang berwujud Shahifah atau Shuhuf.
b. Kitab ardhi
Yakni kitab yang
tidak bersumber dari wahyu Allah SWT melainkan bersumber dari hasil perenungan
dan budi daya akal manusia sendiri. Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam
atau firman Allah SWT yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan
Rasul-Nya yang mengandung perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi
ummat manusia.
Secara etimologi kata kitab adalah bentuk masdar dari kata
ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan. Bentuk
jama’ dari kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab berarti buku.
[3]
Secara terminologis
yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, kitab Allah, Al-kutub kitab-kitab
Allah)adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi dan
Rasul-Nya.
Disamping
Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada
para Nabi dan Rasul. Al-quran juga memakaikan istilah lain yaitu
1.
Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah
yang berarti lembaran. Dipakai untuk menunujukkan kitab–kitab suci sebelum Al-Quran, khususnya
yang diturunkan
kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam
surah Al-A’la ayat 18:19:
”Sesungguhnya ini benar-benar
terdapat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la [87] :18-19)
2.
Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang
berarti buku. Dipakai untuk menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah
sebelum Al-Quran, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat 184:
”Jika mereka
mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah
didustakan pula, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur dan kitab
yang member penjelasan yang sempurna.” (Ali Imran [3] : 184)
3.
Zabur, bentuk mufrad dari Zubur,
dipakai khusus untuk menunjukkan kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi
Daud AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nisa 163:
”Dan kami berikan Zabur
kepada Daud.” (An-Nisa
[4] : 163)
B. Kewajiban
Manusia Terhadap Kitab-kitab Allah swt
1. Beriman bahwa
kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Allah swt.
2. Beriman kepada kitab-kitab
yang sudah kita kenal namanya seperti shuhuf Ibrahim dan Musa, Zabur,
Taurat, Injil, dan Al Quran.
3. Membenarkan seluruh
berita-berita yang terdapat di dalam Al Quran, juga berita-berita yang terdapat
di dalam kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau diselewengkan.
4. Mengerjakan seluruh hukum
yang terdapat di dalam kitab-kitab tersebut yang belum dinasakh oleh Al Quran
serta rela dan tunduk pada hukum tersebut, sebagaimana firman allah swt di
dalam Al Quran, yang artinya: “Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh
Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan
seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi
petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al
Baqarah : 97)
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (QS. Al Maidah
: 48)
C. Kitab-Kitab Samawi Yang
Disebutkan Di dalam Al Quran
1. Shuhuf Ibrahim
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang
kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik
dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (QS. Al A’la :
14-19)
“Ataukah belum
diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. An Najm :
36-37)
2. Shuhuf Musa
“Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama
Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih
kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu)
Kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (QS. Al A’la : 14-19)
“Ataukah belum
diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa? dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. An Najm :
36-37)
3.
Taurat
“Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 53)
“Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 53)
“Dia
menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran
: 3)
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),
yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan
harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al Maidah
: 44)
“Dan
mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala
mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.” Katakanlah:
“Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya
dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang
bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan
sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan
bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya ?” Katakanlah: “Allah-lah (yang
menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka),
biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya”(QS. Al
An’am:91)
“Dan
Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al
Maidah : 46)
“Dan
Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran
: 48)
4.
Zabur
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. An Nisaa : 163)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. An Nisaa : 163)
“Jika mereka mendustakan
kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula),
mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi
penjelasan yang sempurna” (QS. Al Baqarah : 184)
“Dan sungguh telah Kami
tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi
ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.” (QS. Al Anbiyaa
: 105)
“Dan
Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang
lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al Israa’ : 55)
5.
Injil
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3)
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3)
“Dan
Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah
: 46)
“Dan
Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.”(QS. Ali Imran
: 48)
“Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di
antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath :
29)
6.
Al Quran
“Kitab
(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,” (QS. Al Baqarah
: 2)
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.” (QS. Yusuf : 2)
“Maha
suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,” (QS. Al Furqaan:1)
“Dan
sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu
dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata:
“Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.” Dan Al Quran itu
tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.” (QS. Al Qalam
:51-52)
“Apakah (orang-orang kafir
itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran)
dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan
sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka
itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang
Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat
yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran
itu. Sesungguhnya
(Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak
beriman.”
(QS. Huud:17)
“Tidaklah mungkin Al Quran
ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab
yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada
keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (QS. Yunus : 37)
“Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam
bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing
sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada
telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka.
Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS.
Fushshilat : 44)
D.
Kitab dan Suhuf
Yang dimaksud kitab ialah kumulan firman Allah Swt
yang diwahyukan kepada rasul-Nya. Wahyu itu dicatat dalam lembaran-lebaran
kertas. Lembaran-lembaran itu kemudian disatukan menjadi ancaman buku besar dan disusun secara
sistematis sesuai petunjuk rasul sendiri.
Kumpulan lembaran-lembaran yang sudah berwujud buku itu lazimnya disebut
sebagai kitab. Kitab
yang diturunkan Allah Swt ada empat. Keempat kitab Allah Swt itu adalah Taurat,
zabur, injil dan Al-Qur’an. Kitab-kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan.
Persamaannya ialah semua kitab itu menganjurkan keesaan Allah Swt. Sehingga
agama-agama sebelum islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni
agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah Swt. Perbedaannya terletak pada
sifatnya. Kitab-kitab sebelum al-qur’an bersifat lokal dan ajaran-ajarannya sederhana, sedangkan
Al-Qur’an bersifat universal dan abadi sepanjang masa serta lebih luas
ajarannya.
Adapun yang dimaksud suhuf adalah
lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah Swt. Yang diberikan kepada
rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan demikian, juga kita
bandingkan dengan kitab, suhuf relatif lebih sedikit dari pada kitab.
Beberapa suhuf dikumpulkan sehingga menjadio
sebuah kitab.
Allah Swt berfirman sebagai berikut :
Allah Swt berfirman sebagai berikut :
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (QS.
Al-A’laa : 18-19)
E.
Sifat-Sifat Al Quran
1.
Nuur
“Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad
dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang
benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)
2. Mubin
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)
3. Huda
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
4. Syiifa
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
5. Rahmah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
6. Mau’idzah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
7. Basyir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)
8. Nazir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)
9. Mubarok
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran” (QS. Shaad : 38)
F. Kedudukan Al Quran
1. Al Quran adalah manhaj
tarbiyah islamiyah
2. Al Quran sebagai kitab
syari’ah
3. Al Quran sebagai petunjuk
jalan dalam kehidupan ini
4. Al Quran sebagai penyeru
kepada penghayatan (taddabur) ayat-ayat Allah swt di dalam Al Quran atau alam
ini
5. Al Quran sebagai mashdar ma’rifah (referensi)
sejarah yang mulia
G. Persamaan Dan Perbedaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab
Allah Sebelumnya
a. Persamaan Al-Quran Dengan
Kitab-kitab Allah Sebelumnya
ii) Isi pokok dari kitab-kitab
Allah
Pada dasarnya kitab-kitab
suci memuat tentang beberapa hal, yakni:
(a) Hukum I’tiqodiyah; hukum
tentang keyakinan, seperti iman kepada Allah SWT., Malaikat, Kitab, Rasul, Hari
akhir dan Taqdir.
(b) Hukum Khuluqiyah; hukum
tentang akhlaq, yakni kewajiban para mukallaf untuk memperhias diri dengan
perilaku utama (akhlaqul karimah) dan menghindarkan diri dari perilaku tercela
(akhlaqul madzmumah).
(c) Hukum ‘Amaliyah; hukum
tentang amal perbuatan, yakni segala perkataan, perbuatan dan tindakan manusia.
ii) Fungsi kitab suci bagi
kehidupan sehari-hari:
(a) Menenteramkan hati.
(b) Mempertebal keyakinan.
(c) Menambah ilmu pengetehuan.
(d) Mengetahui riwayat
(sejarah) umat masa lampau.
(e) Memperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat.
(f) Menanamkan sikap toleransi
terhadap pemeluk agama lain.
b. Perbedaan Al-Quran Dengan
Kitab-kitab Allah Sebelumnya
i)
Al-Qur’an Kitab Terakhir Dan Terlengkap
Arti kata
Al-Qur’an adalah bacaan atau yang dibaca, berasal dari kata “qara-a” (bacaan).
Adapun pengertian Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT. yang merupakan mu’jizat
yang diturunkan (diwahyukan) melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
dan yang ditulis di mush-haf dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya
adalah ibadah. Menurut penghitungan para ahli bahwa Al-Qur’an itu terdiri dari
114 surat (86 surat Makkiyah dan 28 surat Madaniyah), 30 juz, 60 hizb, 554
ruku’, Sedangkan menurut Ibnu Abbas RA., Al Qur’an terdiri dari 6.616 ayat,
77.934 kata dan 323.671 huruf.
ii) Cara-cara
Al-Qur’an diwahyukan:
Proses turunnya
Al-Qur’an adalah secara bertahap dan berangsur-angsur. Bertahap artinya
Al-Qur’an tidak langsung disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW., melainkan
melalui beberapa tahapan. Tahap pertama Al-Qur’an disimpan di Lauh Mafudz,
Tahap kedua diturunkan ke Baitul ‘Izzah atau “samaud-dunya” (langit dunia) pada
malam Lailatul Qadar, kemudian tahap ketiga baru disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. secara berangsur-angsur.
c.
Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap adalah:
i)
Untuk memuliakan Al-Qur’an itu sendiri.
ii)
Untuk memuliakan dan menghormati penerimanya (Nabi Muhammad SAW.) dengan
cara memberitahukan kepada seluruh penghuni langit.
Adapun berangsur-angsur artinya bahwa Al-Qur’an tidak di sampaikan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit sesuai situasi dan kondisi yang tepat. Adapun pertama kali ayat Al-Qur’an disampaikan oleh Malaikat Jibril (Ruhul-Quddus) kepada Nabi Muhammad SAW. adalah pada saat “bi’tsah” (pengangkatan) beliau sebagai Nabi dan Rasul yakni pada 17 Ramadhan bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M, Seterusnya disampaikan hingga dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yakni 13 tahun pada periode Mekkah dan 10 tahun pada periode Madinah.
Adapun berangsur-angsur artinya bahwa Al-Qur’an tidak di sampaikan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit sesuai situasi dan kondisi yang tepat. Adapun pertama kali ayat Al-Qur’an disampaikan oleh Malaikat Jibril (Ruhul-Quddus) kepada Nabi Muhammad SAW. adalah pada saat “bi’tsah” (pengangkatan) beliau sebagai Nabi dan Rasul yakni pada 17 Ramadhan bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M, Seterusnya disampaikan hingga dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yakni 13 tahun pada periode Mekkah dan 10 tahun pada periode Madinah.
d.
Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur adalah:
i)
Bagi Nabi Muhammad SAW:
(a)
Meringankan dalam menerima wahyu.
(b)
Memudahkan dalam menjelaskan kandungan dan
mencontohkan pelaksanaannya.
(c)
Meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan celaan
dan penganiayaan orang-orang kafir.
iii)
Bagi Ummat:
(a)
Memudahkan dalam menghafalkan.
(b)
Memudahkan dalam memahami.
(c)
Mempersiapkan bangunan Al-Qur’an dengan
landasan yang sempurna dalam menghancurkan kepercayaan yang bathil dan tradisi
yang merusak.
(d)
Membengun umat menuju bentuk yang sempurna
dengan menanamkan aqidah salamah, ibadah shahihah dan akhlaqul karimah.
(e)
Meneguhkan hati dan meringankan beban penderitaan dalam menegakkan dan
memperjuangkan Islam.
e.
Adapun diantara kaifiyat atau cara-cara penyampaian wahyu tersebut adalah:
i)
Malaikat Jibril memasukkan wahyu langsung ke dalam hati dan akal beliau.
Nabi tidak melihat melainkan hanya merasakan bahwa hatinya penuh wahyu.
ii)
Malaikat Jibril menampakkan diri sebagai seorang laki-laki, kemudian
menyampaikan firman Allah lalu Nabi menghafalnya dengan benar.
iii)
Malaikat Jibril menampakkan diri dalam ujud aslinya.
iv)
Malaikat Jibril datang dengan disertai suara seperti gemerincingnya
lonceng. Cara
inilah yang terasa paling berat oleh Nabi Muhammad SAW.
f.
Keistimewaan Al-Qur’an.
Al-Qur’an
memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh beberapa kitab sebelumnya,
diantaranya adalah:
i)
Tidak pernah mengalami perubahan.
ii)
Terpelihara kemurniannya hingga akhir zaman.
iii)
Tak ada satupun makhluk yang dapat menandingi
kehebatan Al-Qur’an.
iv)
Memuat petunjuk tentang segala segi kehidupan
manusia.
v)
Mengoreksi segala kekeliruan kitab-kitab sebelumnya
akibat penyelewengan.
vi)
Telah tertulis sejak zaman Rasulullah masih
hidup.
vii)
Memiliki gaya bahasa yang sangat tinggi.
viii)
Berlaku hingga hari qiyamat dan bagi seluruh
umat manusia di dunia ini.
ix)
Selalu memuliakan akal fikiran serta
menggunakannya sebagai dasar dalam memahami kandungannya.
x)
Memandang hakekat manusia adalah sama.
xi)
Memadukan antara ilmu, iman dan keyakinan.
xii)
Menjanjikan kebahagian dunia akhirat bagi yang
mengamalkannya.
xiii)
Membacanya sebagai ibadah dan berpahala, baik yang
mahir maupun belum.
xiv)
Sebagai mu’jizat Nabi dan Rasul yang terbesar.
xv)
Sebagai obat dan rahmat bagi yang beriman.
g.
Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Dan Pedoman
Dalam Kehidupan Sehari-Hari
i)
Isi dan Fungsi (Peranan) Al-Qur’an
Menurut Muhammad Abduh Al-Qur’an berisi tentang:
(a)
Masalah ketauhidan.
(b)
Masalah janji dan ancaman.
(c)
Masalah Jalan menuju kebahagiaan.
(d)
Masalah peribadatan.
(e)
Masalah kisah sejarah.
Oleh karena itu Al-Qur’an
berfungsi sebagai:
(a)
Mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW.
(b)
Pedoman hidup bagi setiap muslim.
(c)
Nasikh (pengganti), Muhaimin (korektor) dan Mushoddiq (pembenaran) terhadap
kitab suci sebelumnya.
ii)
Cara beriman kepada Al-Qur’an
Beberapa cara beriman (komitmen) kepada kitab suci Al-Qur’an adalah:
(a)
Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah SWT., bukan karangan
Nabi Muhammad SAW. belaka.
(b)
Meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci samawi terakhir sebagai petunjuk
seluruh umat manusia.
(c)
Meyakini bahwa isi Al-Qur’an itu benar dan tidak ragu sedikitpun.
(d)
Mempelajari, mamahami dan menghayati isi Al-Qur’an.
(e)
Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, baik pribadi, keluarga,
bermasyarakat, bernegara maupun internasional, baik aspek sosial, ekonomi,
politik, budaya dan lain-lain.
(f)
Mengajarkan, menyampaikan dan mendakwahkan Al-Qur’an.
(g)
Mempelajari beberapa ilmu alat yang diperlukan untuk memahami isi
Al-Qur’an, misalnya bahasa Arab (nahwu, sharaf, uslub, balaghah, dll.), tajwid,
asbabun-nuzul, dan sebagainya).
“Kitab (Al
Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS.
Al-Baqarah: 2)
iii) Fadhilah (Keutamaan)
Al-Qur’an
Menurut Imam As-Suyuthi, ada beberapa fadhilah Al-Qur’an berdasar
hadits-hadits shahih, yakni:
(a) Al-Qur’an akan datang
sebagai pemberi syafa’at bai yang membacanya.
(b) Surat-surat yang dibaca
dan diamalkan akan menjadi pembela di hari qiyamat.
(c) Menjadikan orang yang
mempelajari dan mengajarkan sebagai manusia yang paling baik.
(d) Orang mukmin yang suka
membaca Al-Qur’an bagaikan buah utrujah yang harum dan manis.
(e) Allah SWT. akan mengangkat
martabat manusia karena Al-Qur’an.
(f) Hanya boleh iri kepada
orang yang faham dan mengamalkan Al-Qur’an.
(g) Setiap huruf akan mendapat
1 kebaikan yang dilipat gandakan 10 kali.
H.
Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Setelah
mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya
keimanan tersebut akan memperoleh hikmah bagi diri seorang muslim. Diantara hikmah
keimanan tersebut adalah:
a.
Mengetahui hikmah Allah swt dalam syara’ atau
hukumnya sehingga menetapkan hukum sesuai dengan tabiat dan keadaan setiap umat
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (QS.
Al Maidah : 48)
b. Menyadarkan kita akan
kasih sayang Allah swt sehingga kita harus mensyukuri segala bentuk nikmat yang
telah dilimpahkan-Nya kepada kita.
c. Meyakinkan kita bahwa
Islam adalah risalah seluruh nabi dan rasul
d. Mengetahui perhatian Allah
swt terhadap seluruh hamba-Nya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah
bagi setiap umat.
e. Mengetahui pertolongan
Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan kepada setiap kaum
kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
f. Mengetahui dengan
hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai dengan keadaan
mereka. Sebagaimana
dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan
dan jalan yang terang.” (QS. Al-Maa’idah 5:48)
Kitab-kitab
yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada
setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir
yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada
kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian
ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran –
na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan
syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Yang dimaksud dengan kitab-kitab Allah adalah kitab-kitab dan shuhuf
(lembaran-lembaran wahyu) yang di dalamnya tertulis firman Allah Ta’ala yang diwahyukan
kepada rasul-rasulNya.
Adapun beriman kepada kitab-kitab Allah Ta’ala maksudnya adalah membenarkan
dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah Ta’ala memiliki kitab-kitab yang
diturunkan kepada rasul-rasulNya yang berisi kalamullah (firman Allah) dengan
kebenaran yang nyata dan cahaya petunjuk yang jelas untuk disampaikan kepada
hamba-hamba-Nya
Beriman kepada semua kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun dari
rukun–rukun iman yang enam. Tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan
mengimaninya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan
oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam as-Sunnah.
Di antara kitab-kitab Allah yang wajib kita imani secara khusus adalah
kitab-kitab yang telah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan oleh
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam as-Sunnah. Kitab-kitab
tersebut adalah :
a. Shuhuf Nabi Ibrahim dan
Nabi Musa ‘alaihimas salam. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Ataukah belum
diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji,” (QS. an-Najm:
36-37).
Dan firman
Allah Ta’ala, artinya, “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf-shuhuf
terdahulu, (yaitu) shuhuf Ibrahim dan Musa”.
(QS. al-A’la: 18-19).
b. Taurat, yaitu kitab Allah
yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,
artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah
Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi
manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.” (QS.
al-Qashash: 43).
c. Zabur, yaitu
kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Daud ‘alaihis salam. Allah Ta’ala
berfirman, “… dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. an-Nisa’: 163).
d. Injil, yaitu
kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala
berfirman, artinya, “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel)
dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu : Taurat.
Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil yang di dalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab
Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa.”
(QS. 5:46).
e.
Al-Qur’an, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai kitab yang membenarkan dan menjadi saksi
bagi kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an juga terjaga dari pengubahan dan pemalsuan,
tidak sebagaimana yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya. Allah Ta’ala
berfirman, artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu…” (QS. 5:48).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 29 April 2009. Kitab-Kitab Allah Swt
(Shuhuf Ibrahim, Shuhuf Musa, Zabur, Taurat, Injil,
Al Quran) - online. (www.kitab-kitab-allah-swt-shuhuf-ibrahim-shuhuf-musa-zabur-taurat-injil-al-quran.htm)
diakses 08-nopember-2013
An-Nur. 02 April 09. Beriman Kepada Kitab-Kitab
Allah Ta’ala—online.
(www.Hikmah-Al-Quran&Mutiara-Hadits.htm) diakses 08-nopember-2013
(www.Hikmah-Al-Quran&Mutiara-Hadits.htm) diakses 08-nopember-2013
Departemen
Agama RI. 2000. Fiqih. Jakarta.
Nurseha, Adi. 10 Apr 2009. [daarut-tauhiid]
Kitab Al-Qur’an sebagai Pemersatu Umat Manusia—online. (http://nuraurora.com)diakses 08-nopember-2013
Pakfakih. 18 Maret 2009. Iman Kepada Kitab
Allah Swt (Pendalaman Materi)—online. (www.Pakfakih’sBlog.htm)
diakses 08-nopember-2013
Ummu ‘Ummar, Ummu Ziyad. 27 Maret 2008.
Mengimani Kitab-Kitab Allah—online. (www.mengimani-kitab-kitab-allah.html)
diakses 08-nopember-2013
Yazid. 10 Mei 2008. Iman Kepada Malaikat Dan Iman Kepada Kitab-Kitab—online. (www.Iman-Kepada-Malaikat-Dan-Iman-Kepada-Kitab-Kitab) diakses 08-nopember-2013
[1]
Miftah Fardih dan Agus
Syihabuddin, Al-Quran Sumber Hukum Islam
Yang Pertama, PUSTAKA Bandung, cet.1 th.1989.
[2]
Departemen Agama RI. 2000. Fiqih. Jakarta.
[3]
Miftah Faridh, Drs, Pokok-Pokok Ajaran
Islam, PUSTAKA Bandung cet. 3 th. 1982.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar