even if you come to a standstill, here is not the end, at the end of hesitation face forward, i want to challenge myself

Senin, 17 Maret 2014

Makalah Dirosah Islamiyah "Kitab-kitab samawi"



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat  menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Dirosah Islamiyah yang berjudul “KITAB KITAB SAMAWI“ .
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan tidak pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Dirosah Islamiyah.
            Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya .


Bogor, November 2013


Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.     Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
B.     Kewajiban Manusia Terhadap Kitab-kitab Allah swt
C.     Kitab-Kitab Samawi Yang Disebutkan Di dalam Al Quran
D.     Kitab dan Suhuf
E.      Sifat-Sifat Al Quran
F.      Kedudukan Al Quran
G.     Persamaan Dan Perbedaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab Allah Sebelumnya
a.       Persamaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab Allah Sebelumnya
b.      Perbedaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab Allah Sebelumnya
c.       Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap adalah:
d.      Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur adalah:
e.       Cara-cara penyampaian wahyu
f.       Keistimewaan Al-Qur’an.
g.      Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Dan Pedoman Dalam Kehidupan Sehari-Hari
H.    Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.[1]
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang  yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya
1.      Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2.      Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3.      Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4.      Kitab Al-Quran  kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab






BAB II
PEMBAHASAN
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah SWT. Untuk di sampaikan kepada umatnya masing-masing. Mengimani kitab Allah SWT, wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah SWT sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah SWT sendiri.
A.    Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Pengertian iman menurut bahasa adalah percaya dan membenarkan.Iman menurut istilah adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati,diucapkan dengan lisan,dan diamalkan dengan perbuatan.[2]
Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah itu benar-benar wahyu yang diturunkan-Nya kepada para Rasul, tidak diragukan kebenarannya isinya agar menjadi pedoman hidup bagi umatnya.
Iman kepada kitab-kitab Allah termasuk dalam rukun iman yang ke tiga.Dengan demikian orang yang tidak mengimani kitab-kitab Allah tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman, bahkan bisa dikatakan murtad.
Firman Allah swt :
“Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” (QS. Al-Baqarah : 213)
Ayat di atas mengandung penjelasan sebagai berikut :
1.      Allah telah benar-benar menurunkan kitab-kitab kepada para nabi.
2.      Dengan kitab-kitab itu Allah memberi kabar gembira dan peringatan
3.      Tujuan diturunkannya kitab-kitab agar menjadi petunjuk dan pedoman hidup.
Ada dua jenis kitab suci:
a.       Kitab suci samawi
Yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT dan biasa disebut Kitabullah (Kitab Allah SWT). Ada yang berwujud Kitab dan ada yang berwujud Shahifah atau Shuhuf.
b.      Kitab ardhi
Yakni kitab yang tidak bersumber dari wahyu Allah SWT melainkan bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal manusia sendiri. Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah SWT yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mengandung perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia.
Secara etimologi kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan. Bentuk jama’ dari kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab berarti buku. [3]
Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, kitab Allah, Al-kutub kitab-kitab Allah)adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi dan Rasul-Nya.
Disamping Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada para Nabi dan Rasul. Al-quran juga memakaikan istilah lain yaitu
1.      Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang berarti lembaran. Dipakai untuk menunujukkan kitab–kitab suci sebelum Al-Quran, khususnya yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa AS, sebagaimana  yang dinyatakan dalam surah Al-A’la ayat 18:19:
”Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la [87] :18-19)
2.      Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti buku. Dipakai untuk menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al-Quran, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat 184:
”Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan pula, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur dan kitab yang member penjelasan yang sempurna.” (Ali Imran [3] : 184)
3.      Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakai khusus untuk menunjukkan kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nisa 163:
 ”Dan kami berikan Zabur kepada Daud.” (An-Nisa [4] : 163)

B.     Kewajiban Manusia Terhadap Kitab-kitab Allah swt
1.      Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Allah swt.
2.      Beriman kepada kitab-kitab yang sudah kita kenal namanya seperti shuhuf Ibrahim dan Musa, Zabur, Taurat, Injil, dan Al Quran.
3.      Membenarkan seluruh berita-berita yang terdapat di dalam Al Quran, juga berita-berita yang terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau diselewengkan.
4.      Mengerjakan seluruh hukum yang terdapat di dalam kitab-kitab tersebut yang belum dinasakh oleh Al Quran serta rela dan tunduk pada hukum tersebut, sebagaimana firman allah swt di dalam Al Quran, yang artinya: “Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al Baqarah : 97)
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (QS. Al Maidah : 48)

C.     Kitab-Kitab Samawi Yang Disebutkan Di dalam Al Quran
1.      Shuhuf Ibrahim
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (QS. Al A’la : 14-19)
“Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. An Najm : 36-37)
2.      Shuhuf Musa
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (QS. Al A’la : 14-19)
“Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. An Najm : 36-37)
3.      Taurat
“Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 53)
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al Maidah : 44)
“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.” Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya ?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya”(QS. Al An’am:91)
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 46)
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran : 48)
4.      Zabur
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman.
Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. An Nisaa : 163)
“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna” (QS. Al Baqarah : 184)
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.” (QS. Al Anbiyaa : 105)
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al Israa’ : 55)
5.      Injil
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3)
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 46)
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.”(QS. Ali Imran : 48)
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath : 29)
6.      Al Quran
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,” (QS. Al Baqarah : 2)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf : 2)
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,” (QS. Al Furqaan:1)
“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.” Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.” (QS. Al Qalam :51-52)
“Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS. Huud:17)
“Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (QS. Yunus : 37)
“Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushshilat : 44)
D.    Kitab dan Suhuf
Yang dimaksud kitab ialah kumulan firman Allah Swt yang diwahyukan kepada rasul-Nya. Wahyu itu dicatat dalam lembaran-lebaran kertas. Lembaran-lembaran itu kemudian disatukan menjadi ancaman buku besar dan disusun secara sistematis sesuai petunjuk rasul sendiri.
Kumpulan lembaran-lembaran yang sudah berwujud buku itu lazimnya disebut sebagai kitab. Kitab yang diturunkan Allah Swt ada empat. Keempat kitab Allah Swt itu adalah Taurat, zabur, injil dan Al-Qur’an. Kitab-kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah semua kitab itu menganjurkan keesaan Allah Swt. Sehingga agama-agama sebelum islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah Swt. Perbedaannya terletak pada sifatnya. Kitab-kitab sebelum al-qur’an bersifat lokal dan ajaran-ajarannya sederhana, sedangkan Al-Qur’an bersifat universal dan abadi sepanjang masa serta lebih luas ajarannya.
Adapun yang dimaksud suhuf adalah lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah Swt. Yang diberikan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan demikian, juga kita bandingkan dengan kitab, suhuf relatif lebih sedikit dari pada kitab.
Beberapa suhuf dikumpulkan sehingga menjadio sebuah kitab.
Allah Swt berfirman sebagai berikut :
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (QS. Al-A’laa : 18-19)
E.      Sifat-Sifat Al Quran
1.      Nuur
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)
2.      Mubin
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” (QS. An Nisaa : 174)
3.      Huda
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
4.      Syiifa
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
5.      Rahmah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
6.      Mau’idzah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
7.      Basyir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)
8.      Nazir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al Baqarah : 19)
9.      Mubarok
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” (QS. Shaad : 38)

F.      Kedudukan Al Quran
1.      Al Quran adalah manhaj tarbiyah islamiyah
2.      Al Quran sebagai kitab syari’ah
3.      Al Quran sebagai petunjuk jalan dalam kehidupan ini
4.      Al Quran sebagai penyeru kepada penghayatan (taddabur) ayat-ayat Allah swt di dalam Al Quran atau alam ini
5.       Al Quran sebagai mashdar ma’rifah (referensi) sejarah yang mulia

G.     Persamaan Dan Perbedaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab Allah Sebelumnya
a.       Persamaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab Allah Sebelumnya
ii)      Isi pokok dari kitab-kitab Allah
Pada dasarnya kitab-kitab suci memuat tentang beberapa hal, yakni:
(a)    Hukum I’tiqodiyah; hukum tentang keyakinan, seperti iman kepada Allah SWT., Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir dan Taqdir.
(b)   Hukum Khuluqiyah; hukum tentang akhlaq, yakni kewajiban para mukallaf untuk memperhias diri dengan perilaku utama (akhlaqul karimah) dan menghindarkan diri dari perilaku tercela (akhlaqul madzmumah).
(c)    Hukum ‘Amaliyah; hukum tentang amal perbuatan, yakni segala perkataan, perbuatan dan tindakan manusia.
ii)      Fungsi kitab suci bagi kehidupan sehari-hari:
(a)    Menenteramkan hati.
(b)    Mempertebal keyakinan.
(c)     Menambah ilmu pengetehuan.
(d)   Mengetahui riwayat (sejarah) umat masa lampau.
(e)    Memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
(f)    Menanamkan sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain.
b.      Perbedaan Al-Quran Dengan Kitab-kitab Allah Sebelumnya
i)        Al-Qur’an Kitab Terakhir Dan Terlengkap
Arti kata Al-Qur’an adalah bacaan atau yang dibaca, berasal dari kata “qara-a” (bacaan). Adapun pengertian Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. dan yang ditulis di mush-haf dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Menurut penghitungan para ahli bahwa Al-Qur’an itu terdiri dari 114 surat (86 surat Makkiyah dan 28 surat Madaniyah), 30 juz, 60 hizb, 554 ruku’, Sedangkan menurut Ibnu Abbas RA., Al Qur’an terdiri dari 6.616 ayat, 77.934 kata dan 323.671 huruf.
ii)      Cara-cara Al-Qur’an diwahyukan:
Proses turunnya Al-Qur’an adalah secara bertahap dan berangsur-angsur. Bertahap artinya Al-Qur’an tidak langsung disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW., melainkan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama Al-Qur’an disimpan di Lauh Mafudz, Tahap kedua diturunkan ke Baitul ‘Izzah atau “samaud-dunya” (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar, kemudian tahap ketiga baru disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. secara berangsur-angsur.
c.       Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap adalah:
i)     Untuk memuliakan Al-Qur’an itu sendiri.
ii)   Untuk memuliakan dan menghormati penerimanya (Nabi Muhammad SAW.) dengan cara memberitahukan kepada seluruh penghuni langit.
Adapun berangsur-angsur artinya bahwa Al-Qur’an tidak di sampaikan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit sesuai situasi dan kondisi yang tepat. Adapun pertama kali ayat Al-Qur’an disampaikan oleh Malaikat Jibril (Ruhul-Quddus) kepada Nabi Muhammad SAW. adalah pada saat “bi’tsah” (pengangkatan) beliau sebagai Nabi dan Rasul yakni pada 17 Ramadhan bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M, Seterusnya disampaikan hingga dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yakni 13 tahun pada periode Mekkah dan 10 tahun pada periode Madinah.
d.      Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur adalah:
i)     Bagi Nabi Muhammad SAW:
(a)    Meringankan dalam menerima wahyu.
(b)   Memudahkan dalam menjelaskan kandungan dan mencontohkan pelaksanaannya.
(c)    Meneguhkan hati dalam menghadapi cobaan celaan dan penganiayaan orang-orang kafir.
iii)    Bagi Ummat:
(a)    Memudahkan dalam menghafalkan.
(b)   Memudahkan dalam memahami.
(c)    Mempersiapkan bangunan Al-Qur’an dengan landasan yang sempurna dalam menghancurkan kepercayaan yang bathil dan tradisi yang merusak.
(d)   Membengun umat menuju bentuk yang sempurna dengan menanamkan aqidah salamah, ibadah shahihah dan akhlaqul karimah.
(e)    Meneguhkan hati dan meringankan beban penderitaan dalam menegakkan dan memperjuangkan Islam.
e.       Adapun diantara kaifiyat atau cara-cara penyampaian wahyu tersebut adalah:
i)        Malaikat Jibril memasukkan wahyu langsung ke dalam hati dan akal beliau. Nabi tidak melihat melainkan hanya merasakan bahwa hatinya penuh wahyu.
ii)      Malaikat Jibril menampakkan diri sebagai seorang laki-laki, kemudian menyampaikan firman Allah lalu Nabi menghafalnya dengan benar.
iii)    Malaikat Jibril menampakkan diri dalam ujud aslinya.
iv)    Malaikat Jibril datang dengan disertai suara seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang terasa paling berat oleh Nabi Muhammad SAW.
f.       Keistimewaan Al-Qur’an.
Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh beberapa kitab sebelumnya, diantaranya adalah:
i)        Tidak pernah mengalami perubahan.
ii)      Terpelihara kemurniannya hingga akhir zaman.
iii)    Tak ada satupun makhluk yang dapat menandingi kehebatan Al-Qur’an.
iv)    Memuat petunjuk tentang segala segi kehidupan manusia.
v)      Mengoreksi segala kekeliruan kitab-kitab sebelumnya akibat penyelewengan.
vi)    Telah tertulis sejak zaman Rasulullah masih hidup.
vii)   Memiliki gaya bahasa yang sangat tinggi.
viii)   Berlaku hingga hari qiyamat dan bagi seluruh umat manusia di dunia ini.
ix)    Selalu memuliakan akal fikiran serta menggunakannya sebagai dasar dalam memahami kandungannya.
x)      Memandang hakekat manusia adalah sama.
xi)    Memadukan antara ilmu, iman dan keyakinan.
xii)  Menjanjikan kebahagian dunia akhirat bagi yang mengamalkannya.
xiii)   Membacanya sebagai ibadah dan berpahala, baik yang mahir maupun belum.
xiv)   Sebagai mu’jizat Nabi dan Rasul yang terbesar.
xv)     Sebagai obat dan rahmat bagi yang beriman.
g.      Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Dan Pedoman Dalam Kehidupan Sehari-Hari
i)        Isi dan Fungsi (Peranan) Al-Qur’an
Menurut Muhammad Abduh Al-Qur’an berisi tentang:
(a)    Masalah ketauhidan.
(b)   Masalah janji dan ancaman.
(c)    Masalah Jalan menuju kebahagiaan.
(d)   Masalah peribadatan.
(e)     Masalah kisah sejarah.
Oleh karena itu Al-Qur’an berfungsi sebagai:
(a)    Mu’jizat bagi Nabi Muhammad SAW.
(b)   Pedoman hidup bagi setiap muslim.
(c)    Nasikh (pengganti), Muhaimin (korektor) dan Mushoddiq (pembenaran) terhadap kitab suci sebelumnya.
ii)      Cara beriman kepada Al-Qur’an
Beberapa cara beriman (komitmen) kepada kitab suci Al-Qur’an adalah:
(a)    Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah SWT., bukan karangan Nabi Muhammad SAW. belaka.
(b)   Meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci samawi terakhir sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
(c)    Meyakini bahwa isi Al-Qur’an itu benar dan tidak ragu sedikitpun.
(d)   Mempelajari, mamahami dan menghayati isi Al-Qur’an.
(e)    Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, baik pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara maupun internasional, baik aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan lain-lain.
(f)    Mengajarkan, menyampaikan dan mendakwahkan Al-Qur’an.
(g)   Mempelajari beberapa ilmu alat yang diperlukan untuk memahami isi Al-Qur’an, misalnya bahasa Arab (nahwu, sharaf, uslub, balaghah, dll.), tajwid, asbabun-nuzul, dan sebagainya).
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 2)
iii)    Fadhilah (Keutamaan) Al-Qur’an
Menurut Imam As-Suyuthi, ada beberapa fadhilah Al-Qur’an berdasar hadits-hadits shahih, yakni:
(a)    Al-Qur’an akan datang sebagai pemberi syafa’at bai yang membacanya.
(b)   Surat-surat yang dibaca dan diamalkan akan menjadi pembela di hari qiyamat.
(c)    Menjadikan orang yang mempelajari dan mengajarkan sebagai manusia yang paling baik.
(d)   Orang mukmin yang suka membaca Al-Qur’an bagaikan buah utrujah yang harum dan manis.
(e)    Allah SWT. akan mengangkat martabat manusia karena Al-Qur’an.
(f)    Hanya boleh iri kepada orang yang faham dan mengamalkan Al-Qur’an.
(g)   Setiap huruf akan mendapat 1 kebaikan yang dilipat gandakan 10 kali.

H.    Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya keimanan tersebut akan memperoleh hikmah bagi diri seorang muslim. Diantara hikmah keimanan tersebut adalah:
a.       Mengetahui hikmah Allah swt dalam syara’ atau hukumnya sehingga menetapkan hukum sesuai dengan tabiat dan keadaan setiap umat
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (QS. Al Maidah : 48)
b.      Menyadarkan kita akan kasih sayang Allah swt sehingga kita harus mensyukuri segala bentuk nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.
c.       Meyakinkan kita bahwa Islam adalah risalah seluruh nabi dan rasul
d.      Mengetahui perhatian Allah swt terhadap seluruh hamba-Nya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah bagi setiap umat.
e.       Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
f.       Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS. Al-Maa’idah 5:48)
Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan.
BAB III
PENUTUP

Yang dimaksud dengan kitab-kitab Allah adalah kitab-kitab dan shuhuf (lembaran-lembaran wahyu) yang di dalamnya tertulis firman Allah Ta’ala yang diwahyukan kepada rasul-rasulNya.
Adapun beriman kepada kitab-kitab Allah Ta’ala maksudnya adalah membenarkan dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah Ta’ala memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasulNya yang berisi kalamullah (firman Allah) dengan kebenaran yang nyata dan cahaya petunjuk yang jelas untuk disampaikan kepada hamba-hamba-Nya
Beriman kepada semua kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun dari rukun–rukun iman yang enam. Tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan mengimaninya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam as-Sunnah.
Di antara kitab-kitab Allah yang wajib kita imani secara khusus adalah kitab-kitab yang telah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam as-Sunnah. Kitab-kitab tersebut adalah :
a.       Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ‘alaihimas salam. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji,” (QS. an-Najm: 36-37).
Dan firman Allah Ta’ala, artinya, “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf-shuhuf terdahulu, (yaitu) shuhuf Ibrahim dan Musa”. (QS. al-A’la: 18-19).
b.      Taurat, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.” (QS. al-Qashash: 43).
c.       Zabur, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Daud ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman, “… dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. an-Nisa’: 163).
d.      Injil, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu : Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil yang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa.” (QS. 5:46).
e.       Al-Qur’an, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai kitab yang membenarkan dan menjadi saksi bagi kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an juga terjaga dari pengubahan dan pemalsuan, tidak sebagaimana yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu…” (QS. 5:48).












DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 29 April 2009. Kitab-Kitab Allah Swt (Shuhuf Ibrahim, Shuhuf Musa, Zabur, Taurat, Injil, Al Quran) - online. (www.kitab-kitab-allah-swt-shuhuf-ibrahim-shuhuf-musa-zabur-taurat-injil-al-quran.htm) diakses 08-nopember-2013

An-Nur. 02 April 09. Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Ta’ala—online.
(www.Hikmah-Al-Quran&Mutiara-Hadits.htm) diakses
08-nopember-2013

Departemen Agama RI. 2000. Fiqih. Jakarta.

Nurseha, Adi. 10 Apr 2009. [daarut-tauhiid] Kitab Al-Qur’an sebagai Pemersatu Umat Manusia—online. (http://nuraurora.com)diakses 08-nopember-2013

Pakfakih. 18 Maret 2009. Iman Kepada Kitab Allah Swt (Pendalaman Materi)—online. (www.Pakfakih’sBlog.htm) diakses 08-nopember-2013

Ummu ‘Ummar, Ummu Ziyad. 27 Maret 2008. Mengimani Kitab-Kitab Allah—online. (www.mengimani-kitab-kitab-allah.html) diakses 08-nopember-2013

Yazid. 10 Mei 2008. Iman Kepada Malaikat Dan Iman Kepada Kitab-Kitab—online. (www.Iman-Kepada-Malaikat-Dan-Iman-Kepada-Kitab-Kitab) diakses
08-nopember-2013


[1] Miftah Fardih dan Agus Syihabuddin, Al-Quran Sumber Hukum Islam Yang Pertama, PUSTAKA Bandung, cet.1 th.1989.
[2] Departemen Agama RI. 2000. Fiqih. Jakarta.
[3] Miftah Faridh, Drs, Pokok-Pokok Ajaran Islam, PUSTAKA Bandung cet. 3 th. 1982.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar